Saturday, October 11, 2014

Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) BAHASA INDONESIA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilahretorika. Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato.
 
Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubungan antara yang berpidato dengan yang diberi pidato. Oleh sebab itu maka yang berpidato (pembicara) hendaknya mempersiapkan dirinya dengan sebaik- baiknya, agar tercapai apa yang diharapkannya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

Untuk berpidato sangat diperlukan pengetahuan yang cukup, keberanian dan ketabahan mental yang kuat, disamping telah memahami tehnik dan pedoman berpidato. Untuk itu agar mahir dalam menyampaikan pidato yang baik maka yang bersangkutan seharusnya menambah pengetahuan dan melatih diri dengan serius. Dan dalam Makalah ini akan disuguhkan semua yang berkaitan dengan pidato yakni pengertian pidato, tujuan pidato, jenis-jenis pidato, kerangka susunan pidato, langkah-langkah penyusunan pidato, persiapan sebelum melakukan pidato, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam berpidato.











BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalam sebuah forum. Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.
Berpidato,  pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang sesuatu hal (masalah) dengan mengutarakan keterangan sejelas-jelasnya di hadapan massa atau orang yang banyak pada suatu waktu tertentu.
Namun, dalam abad modern ini saluran-saluran berpidato tidak terbatas kepada pidato secara langsung di depan massa melainkan bisa menggunakan saluran-saluran lain, misalnya pidato di saluran radio, saluran televisi, atau rekaman pada kaset.


2.2 Fungsi Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1.       Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan yang disarankan  dengan suka rela,
2.      Menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman kepada pendengarnya
3.      Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan.
4.      Mendidik,
5.      Propaganda,
6.      Penyambung  lidah seseorang.
Dengan melihat beberapa fungsi pidato diatas maka seseorang dapat dengan lebih jelas menentukan sikap pada saat akan atau ketika sedang berpidato, bahkan dengan mengetahui manfaat tersebut seseorang yang berpidato dapat mengukur sendiri, apakah pidato yang dibawakannya itu berhasil ataukah gagal.
2.3 Jenis-Jenis Pidato
•Berdasarkan sifat dan Isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas:
  1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc (master of ceremony).
  2. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
  3. Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau   peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang  terbatas secara bergantian.
  4. Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang berpengaruh ketika akan  meresmikan sesuatu.
  5. Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
  6. Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan Pertanggung jawaban terhadapa suat kegitan tertentu.
• Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan
sebelum melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas:
1.      Pidato Impromptu (serta merta) yaitu pidato yang dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Misalkan apabila seseorang menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato maka pidato yang disampaikan itu adalah pidato jenis impromptu.


Keuntungan :
  • Lebih mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena pembicara tidak sempat lebih dalam memikirkan apa yang akan  ia sampaikan.
  • Gagasan datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup.
  • Memungkinkan Pembicara terus berpikir.
Kerugian :
  • Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan yang tidak memadai.
  • Mengakibatkan penyampaian yang tidak lancar dan tersendat-sendat.
  • Biasanya gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan dan ngawur.
  • Pembicara kemungkinan besar biasanya demam panggung.
2.      Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan  naskah. Di sini tidak berlaku istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’. Karena pembicara akan membacakan pidato dari awal sampai akhir. Jenis pidato ini sangat perlu dilakukan, jika isi pidato yang akan disampaikan tidak boleh terdapat kesalahan. Misalnya, ketika seseorang diminta untuk melaporkan keadaan keuangan, berapa pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan berapa pengeluaran serta untuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu menuliskannya dalam bentuk naskah dan  baru  kemudian  membacakannya. Manuskrip juga sangat dibutuhkan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan nasional.
Keuntungan :  
oKata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat    menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang,
oPernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun kembali,
oKefasihan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah disiapkan,
oHal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari,
oManuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kerugian :
oKomunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung kepada mereka,
oPembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik karena ia lebih berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga akan kehilangan gerak dan bersifat kaku,
oUmpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah, memperpendek atau memperpanjang pesan,
oPembuatannya lebih lama.
3.      Pidato Memoriter yaitu pesan pidato yang ditulis dalam bentuk naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.
Keuntungan :
oKata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya karena memiliki persiapan yang baik,
oJika mampu menghapalnya pidato akan lancar,
oGerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian
Kerugian :
oPidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara tidak  akan mampu menarik perhatian hadirin,
oKomunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata,
oMemerlukan banyak waktu persiapan.
4.      Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya kata demi kata. Pidato jenis ini adalah pidato yang paling baik dan paling sering digunakan oleh pembicara yang telah mahir dan berpengalaman.Out- line hanya merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran pembicara. ]

Keuntungan :
oKomunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena pembicara berbicara langsung kepada pendengar atau khalayaknya,
oPesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan.
Kerugian :
oMemerlukan latihan yang intensif bagi pembicaranya
oKemungkinan menyimpang dari garis besar besar sangat besar,
oKefasihan bias terhambat karena kesukaran memilih kata









                                                            BAB III
PEMBAHASAN
3.1  Langkah-Langkah Penyusunan Pidato
Sebelum berpidato, berdakwah, atau berceramah, seseorang harus mengetahui lebih dulu apa yang akan disampaikan dan tingkah laku apa yang diharapkan dari khalayak; bagaimana akan mengembangkan topik bahasan. Dengan demikian, dalam tahap persiapan pidato, ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu:
(1) Memilih Topik dan Tujuan Pidato dan
 (2) Mengembangkan Topik Bahasan.
1. Memilih Topik dan Tujuan Pidato
Seringkali seseorang menjadi bingung ketika harus mencari topic yang  baik, seakan-akan dunia ini kekeringan bahan pembicaraan, seakan- akan dirinya tidak memiliki keahlian apa-apa. Jangan bingung, karena sebenarnya setiap orang memiliki keahlian masing-masing, hanya diri seringkali tidak menyadarinya. Mang Endang mungkin tidak dapat berbicara tentang hukum waris dengan baik, tetapi Mang Endang dapat dengan lancar berbicara tentang cara memperbaiki mobil yang rusak. Pak Haji Holis mungkin akan sangat lancar berbicara tentang hukum waris, tetapi hampir pasti beliau akan gagap jika diminta menjelaskan bagaimana caranya memperbaiki mobil yang mogok. Inilah yang disebut keahlian spesifik. Setiap orang punya potensi untuk ahli di bidangnya masing-masing. Hal yang akan menjadi masalah bagi seseorang ketika harus berpidato adalah jika orang itu memaksakan diri berbicara tentang persoalan yang tidak dikuasainya, hal yang tidak dipahaminya  
2. Teknik Mengembangkan Pokok  Bahasan
     Bila topik yang baik sudah ditemukan, maka yang diperlukan adalah keterangan untuk menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang (supporting points) dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat Hal yang erat kaitannya dengan topik adalah judul. Bila topik adalah pokok bahasan yang akan diulas, maka judul adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan itu. Seringkali judul telah dikemukakan lebih dahulu kepada khalayak, karena itu judul perlu dirumuskan terlebih dahulu.
Judul menambah daya tarik, dan mempermudah pengertian. Ada enam
macam teknik pengembangan bahasan dalam berpidato antara lain :
  1. Penjelasan. Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau  kata-kata yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat dilakukan dengan cara memberikan pengertian atau definisi. Misalnya, istilah Iman kepada Allah Anda jelaskan dengan kalimat: “Iman adalah rasa percaya dan yakin akan kebenaran adanya Allah di dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.”
  2. Contoh. Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan, sehingga lebih mudah untuk dipahami. Contoh dalam pidato dapat berupa cerita yang rinci yang disebutilustrasi. Untuk memberikan contoh tetantang kesabaran, misalnya Anda menggunakan cerita tentang kesabaran Nabi Ayub dalam menghadapi cobaan Allah melalui penyakit kulit yang dideritanya.
  3. Analogi. Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam analogi: analogi harfiyahdan analogi kiasan. Analogi harfiyah (literal analogy) adalah perbandingan di antara objek-objek dari kelompok yang sama, karena adanya persamaan dalam beberapa aspek tertentu. Misalnya, membandingkan manusia dengan monyet secara biologis. Analogi kiasan adalah perbandingan di antara objek-objek di antara kelompok yang tidak sama.
  4. Testimoni. Testimoni ialah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang pembicaraan pembicara. Pendapat ahli itu dapat diambil dari pidato seorang ahli, tulisan di surat kabar, acara televisi, dan lain-lain, termasuk kutipan dari kitab suci, hadits, dan sejenisnya.
  5. Statistik. Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjukkan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan meyakinkan  Misalnya, untuk melukiskan betapa bobroknya akhlak generasi muda di Indonesia, seseorang menggunakan kalimat, “Wahai saudara-saudara, menurut hasil penelitian, saat ini lebih dari 65 persen remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks sebelum nikah…”
  6. Perulangan. Perulangan adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan mengingatkan kembali.
2.1. Teknik Menyusun Pesan Pidato
H.A. Overstreet, seorang ahli ilmu jiwa untuk mempengaruhi manusia, berkata, “let your speech march”. Suruh pidato Anda berbaris tertib seperti barisan tentara dalam suatu pawai. Pidato yang tersusun tertib (well-
organized) akan menciptakan suasana yang favorable, membangkitkan minat,
memperlihatkan pembagian pesan yang jelas, sehingga memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok, dan menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran secara logis. Pengorganisasian pesan dapat dilihat menurut isi pesan itu sendiri atau dengan mengikuti proses berpikir manusia. Yang pertama disebut organisasi pesan (messages organization) dan yang kedua disebut pengaturan pesan (message arrangement).
2.2. Organisasi Pesan
Organisasi pesan dapat mengikuti enam macam urutan (sequence),
yaitu:d edu k tif,induktif,k ron ologis,logis,s pas ial, dantopikal.
Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama, kemudian
memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan bukti.
Urutan induktif dikemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik
kesimpulan. Jika seseorang menyatakan dulu mengapa perlu menghentikan
kebiasaan merokok, lalu menguraikan alasan-alasannya, berati orang tersebut
Misalnya, untuk melukiskan betapa bobroknya akhlak generasi muda di
Indonesia, seseorang menggunakan kalimat, “Wahai saudara-saudara,
menurut hasil penelitian, saat ini lebih dari 65 persen remaja di Indonesia
telah melakukan hubungan seks sebelum nikah…”
Perulangan. Perulangan adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama
dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan
mengingatkan kembali.
2.3. Pengaturan Pesan
Bila pesan sudah terorganisasi dengan baik, kemudian perlu menyesuaikan organisasi pesan ini dengan cara berpikir khalayak pendengar. Urutan pesan yang sejalan dengan proses berpikir manusia disebut oleh Alan H. Monroe sebagai motivated sequence (urutan bermotif). Menurut Monroe, ada lima tahap urutan bermotif: perhatian (attention), kebutuhan (needs),
pemuasan (satisfaction), visualisasi (visualization), dan tindakan (action).
Dengan demikian, pidato yang baik dan efektif adalah pidato yang sejak awal mampu membangkitkan perhatian khalayak pendengar, mampu membuat pendengar merasakan adanya kebutuhan tertentu, memberikan petunjuk bagaimana cara memuaskan kebutuhan tersebut, dapat menggambarkan dalam pikirannya penerapan usul yang dianjurkan kepadanya, dan akhirnya
mampu menggerakkan khalayak untuk bertindak sesuai anjuran yang
disarankan.
Misalnya, seseorang akan mengajak yang lainnya untuk memotong rambutnya yang gondrong. Pembicara memulai pembicaraan dengan melontarkan perkataan: “Lihat rambutmu!!! Kutu-kutu bergelantungan
dengan bebasnya…” Anda sedang memasuki tahap perhatian. Lalu Anda
berkata lagi, “Kutu-kutu itu tentu membuat kepalamu gatal dan kamu pasti
tidak bisa tidur nyenyak…” Anda tengah berada pada tahap membangkitkan
kebutuhan. “Memotong rambut itu mudah dan murah, cukup dengan uang Rp
3.000 atau bahkan gratis…” Anda masuk pada tahap pemuasan. “Jika kamu tetap membiarkan rambutmu jabrig begitu dan membebaskan kutu-kutu menyedot darahmu, kamu tampak seperti orang kurang waras dan mustahil gadis-gadis di desa ini akan tertarik kepadamu…, tapi jika kamu cepat memotong dan merapihkan rambutmu, kutu-kutu itu akan segera mengucapkan selamat tinggal pada kepalamu dan gadis-gadis cantik akan mengucapkan selamat datang arjunaku…” Anda sudah masuk pada tahap
visualisai. “Ayo, cukurlah rambutmu sekarang…!!!” Anda melakukan tahap
tindakan.
2.4. Membuat Garis-garis Besar Pidato
Garis-garia besar (out-line) pidato merupakan pelengkap yang amat berharga bagi pembicara yang berpengalaman dan merupakan keharusan bagi pembicara yang belum berpengalaman. Garis besar pidato ibarat peta bumi bagi komunikator yang akan memasuki daerah kegiatan retorika. Peta ini memberikan petunjuk dan arah yang akan dituju. Garis besar yang salah akan mengacaukan “perjalanan” pembicaraan, dan garis besar yang teratur akan menertibkan “jalannya” pidato.
Garis-garis besar pidato yang baik terdiri dari tiga bagian:pengantar,
isi, dan penutup. Dengan menggunakan urutan bermotif dari Alan H.
Monroe, dapat dibagi menjadi lima bagian: perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan tindakan. Perhatian ditempatkan pada pengantar; kebutuhan, pemuasan, dan visualisasi ditempatkan pada isi; dan tindakan ditempatkan pada penutup pidato.
3.2.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato
Berpidato yang baik harus memperhatikan beberapa syarat, diantaranya :
  1.  Berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang
pendengarnya, acara yang akan disuguhkan panitia.
2.  Pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan tingkat    bahasa pendengarnya. Pergunakan bahasa baku jika berpidato dalam forum resmi, misalnya : seminar, rapat, sidang dsb.
3. Materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar. Jangan  menggunakan materi yang justru bertentangan dengan kemauan, adat, norma, agama atau tatanan yang dianut oleh masyarakat pendengar.










BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
2. Fungsi Pidato antara lain: mempengaruhi orang lain, menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman, menghibur, mendidik, propaganda, penyambung lidah seseorang.
3. Jenis-Jenis Pidato
Berdasarkan sifat dan isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas: Pidato
Pembukaan, Pidato Pengarahan, Pidato Sambutan, Pidato Peresmian,
Pidato Laporan, dan Pidato Pertanggungjawaban,
Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas: Pidato Impromptu (serta merta), Pidato Manuskrip, Pidato Memoriter, dan Pidato Ekstemporan.
Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-jenis pidato
dibedakan atas: Pidato Informatif, Pidato Persuasif, dan Pidato Rekreatif.
       4. Kerangka Susunan Pidato adalah pembukaan dengan salam pembuka, pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi, Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll, penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
       5. Kriteria topik yang baik sebagai berikut: topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan pembicara, menarik minat pembicara, menarik minat pendengar, sesuai dengan pengetahuan pendengar, jelas ruang lingkup dan pembatasannya, sesuai dengan waktu dan situasi, ditunjang dengan bahan
6. Dalam merumuskan judul pidato sebaiknya harus memenuhi tiga syarat,
yaitu: relevan, propokatif, dan singkat.
 7. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan dalam Berpidato ada enam macam yakni: Penjelasan, Contoh, Analogi, Testimoni, Statistik, Perulangan.
        8. Dalam menyusun sebuah pidato dan mengurutkan gagasan utama dan penjelas yang disebut Organisasi pesan dapat mengikuti enam macam urutan (sequence), yaitu: deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal.
       9. Dalam penyampaian pesan pidato, pesan harus sejalan dengan urutan proses berfikir manusia yakni disebut sebagai motivated sequence (urutan bermotif) yang terdiri atas lima urutan yakni : perhatian (attention), kebutuhan(needs), pemuasan (satisfaction), visualisasi (visualization), dan tindakan (action).
10.  Dalam melakukan pidato sebaiknya mengadakan persiapan antara lain seperti: Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum, mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan, menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti, mengetahui jenis pidato dan tema acara, menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
        11. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato diantaranya : berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang pendengarnya, acara yang akan disuguhkan panitia; pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya; materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar; penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah diri, takut, bingung atau grogi.










Daftar Pustaka
Abdurrahman, Emha.______. Tehnik dan Pedoman Berpidato. Surabaya: CV. Amin Al Ansori, Sofyan. 2010. Jenis-Jenis Pidato.
http://copiyan.wordpress.com/2010/02/28/jenis-jenis-pidato/ (diakses tanggal
4 Mei 2010)
Anonim. 2008. Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan dan Persiapan
Pidato Sambutan.
http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat-
metode-susunan-dan-persiapan-pidato-sambutan (diakses tanggal 4 Mei
2010)
Anonim. 2010. Jenis Pidato.http:// archevn.hos t22.co m/pag e4.htm l (Di akses tanggal 4 Mei 2010)
Anonim. 2010. Langkah-langkah Menyusun Pidato.
http://palakacomputer.blogspot.com/2010/01/langkah-menyusun-pidato.html
(Diakses tanggal 14 Mei 2010)
Isdaryanto. 2010. Pengertian Pidato dan Kata Sambutan.
http://www.isdaryanto.com/kumpulan-contoh-pidato-lengkap (diakses tanggal 4 Mei 2010)

No comments:

Post a Comment

Panduan menggunakan Appsheet untuk orang awam

  Penulis:  Bard (large language model from Google AI), 3 Juni 2024 AppSheet adalah platform pengembangan aplikasi tanpa kode (no-code) yang...