BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Berbicara
yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah
orang lain, bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif),
dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia
mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal
dengan istilahretorika. Retorika
adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan
oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung
bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato.
Pada saat berpidato sudah dapat
dipastikan bahwa akan terjadi hubungan antara yang berpidato dengan yang
diberi pidato. Oleh sebab itu maka yang berpidato (pembicara)
hendaknya mempersiapkan dirinya dengan sebaik- baiknya,
agar tercapai apa yang diharapkannya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato
tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan
publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir
yang baik.
Untuk
berpidato sangat diperlukan pengetahuan yang cukup, keberanian dan ketabahan mental
yang kuat, disamping telah memahami tehnik dan pedoman
berpidato. Untuk itu agar mahir dalam menyampaikan pidato yang baik maka yang bersangkutan seharusnya menambah pengetahuan dan melatih
diri dengan serius. Dan dalam Makalah ini akan disuguhkan
semua yang berkaitan dengan pidato yakni pengertian
pidato, tujuan pidato, jenis-jenis pidato, kerangka susunan
pidato, langkah-langkah penyusunan pidato, persiapan sebelum melakukan pidato, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
berpidato.
BAB II
PERMASALAHAN
2.1
Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan
susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato juga berarti
kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan mengandalkan
kemampuan bahasa sebagai alatnya.
Berpidato pada dasarnya merupakan
kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan
kepada orang banyak dalam sebuah forum. Seperti pidato kenegaraan, pidato
menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau
event, dan lain sebagainya.
Berpidato, pidato adalah penyampaian uraian secara lisan
tentang sesuatu hal (masalah) dengan mengutarakan keterangan sejelas-jelasnya
di hadapan massa
atau orang yang banyak pada suatu waktu tertentu.
Namun, dalam abad modern ini
saluran-saluran berpidato tidak terbatas kepada pidato secara langsung di depan
massa melainkan
bisa menggunakan saluran-saluran lain, misalnya pidato di saluran radio,
saluran televisi, atau rekaman pada kaset.
2.2 Fungsi Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau
beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti
kemauan yang disarankan dengan suka rela,
2. Menyampaikan informasi dan atau
suatu pemahaman kepada pendengarnya
3. Membuat orang lain senang dengan
pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang
disampaikan.
4. Mendidik,
5. Propaganda,
6. Penyambung lidah seseorang.
Dengan melihat beberapa fungsi
pidato diatas maka seseorang dapat dengan lebih jelas menentukan sikap pada
saat akan atau ketika sedang berpidato, bahkan dengan mengetahui manfaat
tersebut seseorang yang berpidato dapat mengukur sendiri, apakah pidato yang
dibawakannya itu berhasil ataukah gagal.
2.3 Jenis-Jenis Pidato
•Berdasarkan sifat dan Isi Pidato,
jenis-jenis Pidato dibedakan atas:
- Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc (master of ceremony).
- Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
- Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
- Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.
- Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
- Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan Pertanggung jawaban terhadapa suat kegitan tertentu.
• Berdasarkan ada tidaknya persiapan
yang dilakukan
sebelum melakukan pidato,
jenis-jenis pidato dibedakan atas:
1. Pidato Impromptu (serta merta) yaitu
pidato yang dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya.
Misalkan apabila seseorang menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk
menyampaikan pidato maka pidato yang disampaikan itu adalah pidato jenis
impromptu.
Keuntungan :
- Lebih mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena pembicara tidak sempat lebih dalam memikirkan apa yang akan ia sampaikan.
- Gagasan datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup.
- Memungkinkan Pembicara terus berpikir.
Kerugian :
- Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan yang tidak memadai.
- Mengakibatkan penyampaian yang tidak lancar dan tersendat-sendat.
- Biasanya gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan dan ngawur.
- Pembicara kemungkinan besar biasanya demam panggung.
2.
Pidato
Manuskrip yaitu pidato dengan naskah. Di
sini tidak berlaku istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’.
Karena pembicara akan membacakan pidato dari awal sampai akhir. Jenis pidato
ini sangat perlu dilakukan, jika isi pidato yang akan disampaikan tidak boleh
terdapat kesalahan. Misalnya, ketika seseorang diminta untuk melaporkan keadaan
keuangan, berapa pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan berapa pengeluaran
serta untuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu menuliskannya dalam
bentuk naskah dan baru kemudian membacakannya. Manuskrip juga sangat
dibutuhkan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan
kekacauan nasional.
Keuntungan :
oKata-kata dapat dipilih
sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan
pernyataan yang gamblang,
oPernyataan dapat dihemat, karena
manuskrip dapat disusun kembali,
oKefasihan bicara dapat dicapai
karena kata-kata sudah disiapkan,
oHal-hal yang ngawur atau menyimpang
dapat dihindari,
oManuskrip dapat diterbitkan atau
diperbanyak.
Kerugian :
oKomunikasi pendengar akan berkurang
karena pembicara tidak berbicara
langsung kepada mereka,
oPembicara tidak dapat melihat
pendengar dengan baik karena ia
lebih berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga akan kehilangan gerak dan
bersifat kaku,
oUmpan balik dari pendengar tidak
dapat mengubah, memperpendek atau
memperpanjang pesan,
oPembuatannya lebih lama.
3. Pidato Memoriter yaitu pesan pidato
yang ditulis dalam bentuk naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.
Keuntungan :
oKata-kata dapat dipilih
sebaik-baiknya karena memiliki persiapan
yang baik,
oJika mampu menghapalnya pidato akan
lancar,
oGerak dan isyarat yang
diintegrasikan dengan uraian
Kerugian :
oPidato tampak datar dan monoton,
sehingga pembicara tidak akan mampu menarik perhatian hadirin,
oKomunikasi pendengar akan berkurang
karena pembicara beralih pada usaha
untuk mengingat kata-kata,
oMemerlukan banyak waktu persiapan.
4. Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang
telah dipersiapkan sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok
penunjang pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha
mengingatnya kata demi kata. Pidato jenis ini adalah pidato yang paling baik
dan paling sering digunakan oleh pembicara yang telah mahir dan berpengalaman.Out-
line hanya merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran
pembicara. ]
Keuntungan :
oKomunikasi pendengar dan pembicara
lebih baik karena pembicara
berbicara langsung kepada pendengar atau khalayaknya,
oPesan dapat fleksibel untuk diubah
sesuai dengan kebutuhan dan
penyajiannya lebih spontan.
Kerugian :
oMemerlukan latihan yang intensif
bagi pembicaranya
oKemungkinan menyimpang dari garis
besar besar sangat besar,
oKefasihan bias terhambat karena
kesukaran memilih kata
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Langkah-Langkah Penyusunan
Pidato
Sebelum berpidato, berdakwah, atau
berceramah, seseorang harus mengetahui lebih dulu apa yang akan disampaikan dan
tingkah laku apa yang diharapkan dari khalayak; bagaimana akan mengembangkan
topik bahasan. Dengan demikian, dalam tahap persiapan pidato, ada dua hal yang
harus dilakukan, yaitu:
(1) Memilih Topik dan Tujuan Pidato
dan
(2) Mengembangkan Topik Bahasan.
1. Memilih Topik dan Tujuan Pidato
Seringkali seseorang menjadi bingung
ketika harus mencari topic yang baik,
seakan-akan dunia ini kekeringan bahan pembicaraan, seakan- akan dirinya tidak
memiliki keahlian apa-apa. Jangan bingung, karena sebenarnya setiap orang
memiliki keahlian masing-masing, hanya diri seringkali tidak menyadarinya. Mang
Endang mungkin tidak dapat berbicara tentang hukum waris dengan baik, tetapi
Mang Endang dapat dengan lancar berbicara tentang cara memperbaiki mobil yang
rusak. Pak Haji Holis mungkin akan sangat lancar berbicara tentang hukum waris,
tetapi hampir pasti beliau akan gagap jika diminta menjelaskan bagaimana
caranya memperbaiki mobil yang mogok. Inilah yang disebut keahlian spesifik.
Setiap orang punya potensi untuk ahli di bidangnya masing-masing. Hal yang akan
menjadi masalah bagi seseorang ketika harus berpidato adalah jika orang itu
memaksakan diri berbicara tentang persoalan yang tidak dikuasainya, hal yang
tidak dipahaminya
2. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan
Bila topik yang baik sudah ditemukan, maka
yang diperlukan adalah keterangan untuk menunjang topik tersebut. Keterangan
penunjang (supporting points) dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat
Hal yang erat kaitannya dengan topik adalah judul. Bila topik adalah pokok
bahasan yang akan diulas, maka judul adalah nama yang diberikan untuk pokok
bahasan itu. Seringkali judul telah dikemukakan lebih dahulu kepada khalayak,
karena itu judul perlu dirumuskan terlebih dahulu.
Judul menambah daya tarik, dan
mempermudah pengertian. Ada
enam
macam teknik pengembangan bahasan
dalam berpidato antara lain :
- Penjelasan. Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau kata-kata yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat dilakukan dengan cara memberikan pengertian atau definisi. Misalnya, istilah Iman kepada Allah Anda jelaskan dengan kalimat: “Iman adalah rasa percaya dan yakin akan kebenaran adanya Allah di dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.”
- Contoh. Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan, sehingga lebih mudah untuk dipahami. Contoh dalam pidato dapat berupa cerita yang rinci yang disebutilustrasi. Untuk memberikan contoh tetantang kesabaran, misalnya Anda menggunakan cerita tentang kesabaran Nabi Ayub dalam menghadapi cobaan Allah melalui penyakit kulit yang dideritanya.
- Analogi. Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam analogi: analogi harfiyahdan analogi kiasan. Analogi harfiyah (literal analogy) adalah perbandingan di antara objek-objek dari kelompok yang sama, karena adanya persamaan dalam beberapa aspek tertentu. Misalnya, membandingkan manusia dengan monyet secara biologis. Analogi kiasan adalah perbandingan di antara objek-objek di antara kelompok yang tidak sama.
- Testimoni. Testimoni ialah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang pembicaraan pembicara. Pendapat ahli itu dapat diambil dari pidato seorang ahli, tulisan di surat kabar, acara televisi, dan lain-lain, termasuk kutipan dari kitab suci, hadits, dan sejenisnya.
- Statistik. Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjukkan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan meyakinkan Misalnya, untuk melukiskan betapa bobroknya akhlak generasi muda di Indonesia, seseorang menggunakan kalimat, “Wahai saudara-saudara, menurut hasil penelitian, saat ini lebih dari 65 persen remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks sebelum nikah…”
- Perulangan. Perulangan adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan mengingatkan kembali.
2.1. Teknik Menyusun Pesan Pidato
H.A. Overstreet, seorang ahli ilmu
jiwa untuk mempengaruhi manusia, berkata, “let your speech march”. Suruh pidato
Anda berbaris tertib seperti barisan tentara dalam suatu pawai. Pidato yang
tersusun tertib (well-
organized) akan menciptakan suasana
yang favorable, membangkitkan minat,
memperlihatkan pembagian pesan yang
jelas, sehingga memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok, dan
menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran secara logis. Pengorganisasian
pesan dapat dilihat menurut isi pesan itu sendiri atau dengan mengikuti proses
berpikir manusia. Yang pertama disebut organisasi pesan (messages organization)
dan yang kedua disebut pengaturan pesan (message arrangement).
2.2. Organisasi Pesan
Organisasi pesan dapat mengikuti
enam macam urutan (sequence),
yaitu:d edu k tif,induktif,k ron
ologis,logis,s pas ial, dantopikal.
Urutan deduktif dimulai dengan
menyatakan dulu gagasan utama, kemudian
memperjelasnya dengan keterangan
penunjang, penyimpulan, dan bukti.
Urutan induktif dikemukakan
perincian-perincian dan kemudian menarik
kesimpulan. Jika seseorang
menyatakan dulu mengapa perlu menghentikan
kebiasaan merokok, lalu menguraikan
alasan-alasannya, berati orang tersebut
Misalnya, untuk melukiskan betapa
bobroknya akhlak generasi muda di
Indonesia, seseorang menggunakan kalimat,
“Wahai saudara-saudara,
menurut hasil penelitian, saat ini
lebih dari 65 persen remaja di Indonesia
telah melakukan hubungan seks
sebelum nikah…”
Perulangan. Perulangan adalah
menyebutkan kembali gagasan yang sama
dengan kata-kata yang berbeda.
Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan
mengingatkan kembali.
2.3. Pengaturan Pesan
Bila pesan sudah terorganisasi
dengan baik, kemudian perlu menyesuaikan organisasi pesan ini dengan cara
berpikir khalayak pendengar. Urutan pesan yang sejalan dengan proses berpikir
manusia disebut oleh Alan H. Monroe sebagai motivated sequence (urutan
bermotif). Menurut Monroe, ada lima
tahap urutan bermotif: perhatian (attention), kebutuhan (needs),
pemuasan (satisfaction), visualisasi
(visualization), dan tindakan (action).
Dengan demikian, pidato yang baik
dan efektif adalah pidato yang sejak awal mampu membangkitkan perhatian
khalayak pendengar, mampu membuat pendengar merasakan adanya kebutuhan
tertentu, memberikan petunjuk bagaimana cara memuaskan kebutuhan tersebut,
dapat menggambarkan dalam pikirannya penerapan usul yang dianjurkan kepadanya,
dan akhirnya
mampu menggerakkan khalayak untuk
bertindak sesuai anjuran yang
disarankan.
Misalnya, seseorang akan mengajak
yang lainnya untuk memotong rambutnya yang gondrong. Pembicara memulai
pembicaraan dengan melontarkan perkataan: “Lihat rambutmu!!! Kutu-kutu
bergelantungan
dengan bebasnya…” Anda sedang
memasuki tahap perhatian. Lalu Anda
berkata lagi, “Kutu-kutu itu tentu
membuat kepalamu gatal dan kamu pasti
tidak bisa tidur nyenyak…” Anda
tengah berada pada tahap membangkitkan
kebutuhan. “Memotong rambut itu
mudah dan murah, cukup dengan uang Rp
3.000 atau bahkan gratis…” Anda
masuk pada tahap pemuasan. “Jika kamu tetap membiarkan rambutmu jabrig begitu
dan membebaskan kutu-kutu menyedot darahmu, kamu tampak seperti orang kurang
waras dan mustahil gadis-gadis di desa ini akan tertarik kepadamu…, tapi jika
kamu cepat memotong dan merapihkan rambutmu, kutu-kutu itu akan segera
mengucapkan selamat tinggal pada kepalamu dan gadis-gadis cantik akan
mengucapkan selamat datang arjunaku…” Anda sudah masuk pada tahap
visualisai. “Ayo, cukurlah rambutmu
sekarang…!!!” Anda melakukan tahap
tindakan.
2.4. Membuat Garis-garis Besar
Pidato
Garis-garia besar (out-line) pidato
merupakan pelengkap yang amat berharga bagi pembicara yang berpengalaman dan
merupakan keharusan bagi pembicara yang belum berpengalaman. Garis besar pidato
ibarat peta bumi bagi komunikator yang akan memasuki daerah kegiatan retorika.
Peta ini memberikan petunjuk dan arah yang akan dituju. Garis besar yang salah
akan mengacaukan “perjalanan” pembicaraan, dan garis besar yang teratur akan
menertibkan “jalannya” pidato.
Garis-garis besar pidato yang baik
terdiri dari tiga bagian:pengantar,
isi, dan penutup. Dengan menggunakan
urutan bermotif dari Alan H.
Monroe, dapat dibagi menjadi lima bagian: perhatian,
kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan tindakan. Perhatian ditempatkan pada
pengantar; kebutuhan, pemuasan, dan visualisasi ditempatkan pada isi; dan
tindakan ditempatkan pada penutup pidato.
3.2.Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam Berpidato
Berpidato yang baik harus
memperhatikan beberapa syarat, diantaranya :
- Berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang
pendengarnya, acara yang akan
disuguhkan panitia.
2.
Pergunakan bahasa yang sopan dan
komunikatif sesuai dengan tingkat bahasa
pendengarnya. Pergunakan bahasa baku
jika berpidato dalam forum resmi, misalnya : seminar, rapat, sidang dsb.
3.
Materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar. Jangan menggunakan materi yang justru bertentangan
dengan kemauan, adat, norma, agama atau tatanan yang dianut oleh masyarakat
pendengar.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1.
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada
orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
2. Fungsi Pidato antara lain: mempengaruhi orang lain,
menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman, menghibur, mendidik,
propaganda, penyambung lidah seseorang.
3. Jenis-Jenis Pidato
•Berdasarkan sifat dan isi Pidato,
jenis-jenis Pidato dibedakan atas: Pidato
Pembukaan, Pidato Pengarahan, Pidato
Sambutan, Pidato Peresmian,
Pidato Laporan, dan Pidato
Pertanggungjawaban,
•Berdasarkan ada tidaknya persiapan
yang dilakukan sebelum melakukan pidato,
jenis-jenis pidato dibedakan atas: Pidato Impromptu (serta merta), Pidato
Manuskrip, Pidato Memoriter, dan Pidato Ekstemporan.
•Berdasarkan tujuan pokok pidato yang
disampaikan, jenis-jenis pidato
dibedakan atas: Pidato Informatif,
Pidato Persuasif, dan Pidato Rekreatif.
4.
Kerangka Susunan Pidato adalah pembukaan dengan salam pembuka, pendahuluan yang
sedikit menggambarkan isi, Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud,
tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll, penutup (kesimpulan, harapan, pesan,
salam penutup, dll)
5.
Kriteria topik yang baik sebagai berikut: topik harus sesuai dengan latar
belakang pengetahuan pembicara, menarik minat pembicara, menarik minat
pendengar, sesuai dengan pengetahuan pendengar, jelas ruang lingkup dan pembatasannya,
sesuai dengan waktu dan situasi, ditunjang dengan bahan
6. Dalam merumuskan judul pidato
sebaiknya harus memenuhi tiga syarat,
yaitu: relevan, propokatif, dan
singkat.
7. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan dalam
Berpidato ada enam macam yakni: Penjelasan, Contoh, Analogi, Testimoni,
Statistik, Perulangan.
8. Dalam menyusun sebuah pidato dan
mengurutkan gagasan utama dan penjelas yang disebut Organisasi pesan dapat
mengikuti enam macam urutan (sequence), yaitu: deduktif, induktif, kronologis,
logis, spasial, dan topikal.
9.
Dalam penyampaian pesan pidato, pesan harus sejalan dengan urutan proses
berfikir manusia yakni disebut sebagai motivated sequence (urutan bermotif)
yang terdiri atas lima
urutan yakni : perhatian (attention), kebutuhan(needs), pemuasan
(satisfaction), visualisasi (visualization), dan tindakan (action).
10.
Dalam melakukan pidato sebaiknya
mengadakan persiapan antara lain seperti: Mengetahui wawasan pendengar pidato
secara umum, mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan,
menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti, mengetahui jenis pidato
dan tema acara, menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
11. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam Berpidato diantaranya : berbusana yang sopan dengan melihat situasi,
macam latar belakang pendengarnya, acara yang akan disuguhkan panitia;
pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan tingkat bahasa
pendengarnya; materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar;
penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah diri, takut,
bingung atau grogi.
Daftar
Pustaka
Abdurrahman, Emha.______. Tehnik dan
Pedoman Berpidato. Surabaya:
CV. Amin Al Ansori, Sofyan. 2010. Jenis-Jenis Pidato.
http://copiyan.wordpress.com/2010/02/28/jenis-jenis-pidato/
(diakses tanggal
4 Mei 2010)
Anonim. 2008. Pengertian Pidato,
Tujuan, Sifat, Metode, Susunan dan Persiapan
Pidato Sambutan.
http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat-
metode-susunan-dan-persiapan-pidato-sambutan
(diakses tanggal 4 Mei
2010)
Anonim. 2010. Jenis Pidato.http://
archevn.hos t22.co m/pag e4.htm l (Di akses tanggal 4 Mei 2010)
Anonim. 2010. Langkah-langkah
Menyusun Pidato.
http://palakacomputer.blogspot.com/2010/01/langkah-menyusun-pidato.html
(Diakses tanggal 14 Mei 2010)
Isdaryanto. 2010. Pengertian Pidato
dan Kata Sambutan.
http://www.isdaryanto.com/kumpulan-contoh-pidato-lengkap
(diakses tanggal 4 Mei 2010)
No comments:
Post a Comment