Saturday, April 12, 2014

PERSEPSI SOSIAL



Apa yang dimaksud dengan persepsi sosial?
Melalui persepsi sosial, yaitu proses dimana individu memandang dan menafsirkan sifat orang lain yang terlibat dalam kehidupan, dan sifat alami di mana mereka menemukan diri mereka sendiri. Jika hal ini agak membingungkan saya dapat dengan mudah menggambarkan pentingnya persepsi sosial dengan beberapa contoh. Sebagai berikut.

Dosen Baru(Contoh)
Dalam salah satu percobaan yang sangat terkenal. Harold Kelley memberikan sekelompok mahasiswa penjelasan tertulis singkat tentang dosen baru sebelum mereka menerima kuliah. Siswa tidak mengetahui, jika dua bentuk penjelasan di bagikan secara acak. Satu-satunya perbedaan antara dua bentuk ini yaitu ungkapan 'sangat hangat' digunakan untuk menjelaskan dosen pada jenis pertama . dan ungkapan 'sangat dingin' digunakan untuk menjelaskan dosen pada jenis kedua. Jadi setiap siswa di perintahkan untuk membaca deskripsi Mr X seperti ini:
Mr X adalah seorang alumni di Departemen ekonomi dan ilmu sosial. Dia memiliki pengalaman mengajar selama tiga semester dalam ilmu psikologi di perguruan tinggi lain. Ini adalah semester pertamanya mengajar disini. Dia berumur 26 tahun dan sudah menikah. Orang-orang yang mengenalnya, menganggap dia orang yang dingin, rajin, kritis, giat, dan tekun.
Setelah kelas selesai (termasuk sesi pembahasan yang berlangsung sekitar dua puluh menit). Kelley mengajak siswa untuk menilai dosen. Ada perbedaan dalam penilaian ini tergantung pada keterangan yang sebelumnya telah dibaca oleh mahasiswa.Pada ungkapan 'Hangat' siswa melihat dosen sebagai orang yang sukses, populer, bahagia, lucu, dll. Sedangkan pada ungkapan‘Dingin ' siswa melihat dosen sebagai orang yang pelit, gagal, tidak populer dan tidak bahagia. Ada juga perbedaan di dalam partisipasi kelas: 56 persen dari siswa yang 'hangat' mengambil bagian dalam diskusi: hanya 32 persen dari siswa yang 'dingin' melaksanakanya.
Percobaan ini menunjukkan bahwa ada beberapa kebenaran dalam pernyataan bahwa kita melihat apa yang ingin kita lihat. Siswa memperoleh kesan pertama mereka dari penjelasan tertulis dan tampaknya mengikutinya tanpa memperhatikan bukti yang ada. Mereka juga berperilaku sesuai dengan apa yang mereka pikirkan benar,  tanpa melihat kenyataan. Perilaku ini kemudian diperkuat kesan pertama mereka. Jika Anda mengikuti diskusi maka Anda merasa lebih baik mengikuti dengan aktif daripada hanya duduk diam, sebab Anda telah menerima beberapa reaksi dari diskusi.
Proses semacam ini disebut sebagai self-fulfilling prophecy
·         seseorang 'diberi label' dengan cara tertentu
·          Hal ini membuat seseorang mengharapkan orang lain untuk berperilaku dengan cara tertentu
·         orang-orang ini kemudian bersikap terhadap orang yang berlabel berdasarkan anggapan mereka
·         orang akan bereaksi dan mungkin berbuat sesuai dengan anggapan
Contoh yang mungkin membuat hal ini lebih jelas. Misalkan seorang murid baru pindah ke sekolah anak laki-laki setelah ada isu yang mengatakan bahwa murid baru ini adalah pembuat masalah. Para murid dan guru-guru lain akan beranggapan dia adalah pembuat masalah dan mungkin menyambutnya dengan cara yang mencurigakan atau bermusuhan. Murid baru bereaksi terhadap apa yang ia anggap sebagai Sambutan permusuhan. kemungkinan dia akan membalas dengan cara yang bermusuhan juga, dan anggapan itu telah menjadi kenyataan. Tentu saja, label juga bisa menjadi positif namun prosesnya sama.
Ada beberapa bukti bahwa self-fulfilling prophecies dapat memiliki efek jangka panjang. Sayangnya percobaan Kelley hanya melihat peristiwa yang singkat. Kelas hanya berlangsung dua puluh menit. Apa yang akan terjadi dengan persepsi mahasiswa jika kelas berlangsung lebih lama, atau jika mereka sudah melihat Mr.X  berulang kali?
Penonton(  Contoh )
penelitian klasik lain dalam psikologi sosial mempelajari persepsi penonton setelah beberapa permainan kasar pada sepak bola Amerika dalam pertandingan antara Dartmouth dan Princeton. Para peneliti bertanya kepada penonton tentang tanggapan mereka terhadap permainan kasar. Jika Anda pernah ikut dalam tim olahraga, mungkin Anda tidak akan terkejut mengetahui bahwa persepsi suporter secara konsisten berbeda. Misalnya, hanya 36 persen dari siswa Dartmouth yang berpikir bahwa tim mereka yang memulai bermain kasar, sedangkan 6 persen dari siswa Princeton berpikir bahwa tim Dartmouth yang memulai permainan kasar.

Konsep Sosial  ( Contoh )
Forgas mempelajari bagaimana contoh kelompok mahasiswa Oxford dan kelompok wanita yang sudah menikah dari kalangan menengah yang dianggap sama. Ia menemukan bahwa mereka memiliki perbedaan di dalam konsep sosial, dan ditunjukan dalam situasi serupa secara berbeda. Sebagai contoh, kedua kelompok di atas memiliki reaksi yang sangat berbeda untuk bersosialisasi dengan teman. Mahasiswa menganggap sosialisasi sebagai hiburan dan sosialisasi dengan teman sebagai rasa kepercayaan diri yang besar. Saat bersosialisasi dengan teman bagi mahasiswa adalah alami, hiburan yang dipilih sendiri, untuk wanita yang sudah menikah
Sosialisasi jauh lebih resmi,suatu hubungan yang teratur. Ini berarti mereka sangat sadar mereka ingin menampilkan diri mereka dalam situasi semacam ini mereka khawatir jika membuat kesalahan sosial  dan kehilangan muka.
Perbedaan-perbedaan ini mencerminkan perbedaan setiap kelompok dalam cara melihat situasi. Perbedaan ini bukan karena perbedaan sistematis dalam karakteristik kepribadian. Misalnya, hasil surpenelitian di atas tidak berarti menunjukan bahwa para siswa yang disurvei itu semua sangat percaya diri. Pada kenyataannya, mereka melaporkan perasaan sering kurang percaya diri dalam situasi lain, misalnya situasi di mana Anda harus berkenalan dengan orang asing, seperti dalam pesta.
Jadi kelompok yang berbeda dapat memiliki definisi yang subjektif sangat berbeda dari kenyataan, meskipun hal ini termasuk kegiatan yang hampir tidak bisa dibedakan dan karakteristiknya objektif. Artinya mengelompokkan peristiwa sosial dengan mempertimbangkan beberapa faktor 'objektif' dapat dibedakan dengan arti psikologis.

Bagaimana kita dapat menjelaskan persepsi sosial?
Sekarang telah ada banyak penelitian tentang cara di mana kita memberi persepsi tentang orang lain.Sayangnya hanya ada sedikit penelitian untuk persepsi kita tentang situasi sosial. Jadi, saya akan berfokus pada bukti Person Perception.
Person perception
Penelitian dimulai pada persepsi pribadi yang cendrung berfokus pada bagaimana cara orang menafsirkan berbagai macam karakter kepribadian. Peneliti melihat ciri-ciri yang paling penting dan sifat yang muncul bersama-sama. Beberapa kesimpulan menarik muncul dari penelitian ini yang didasarkan pada gagasan teori kepribadian implisit, yaitu bahwa kita semua memiliki ide yang teratur dari ciri kepribadian yang muncul. Penelitian terbaru berfokus  pada bagaimana orang mengembangkan ide-ide mereka sendiri tentang orang lain (teori Atribusi) dan bagaimana gagasan-gagasan ini terorganisir (teori personal construct). Sayangnya, semua penelitian ini dikembangkan dari latar belakang yang berbeda sehingga agak sulit menggabungkannya ke dalam satu penjelasan. Namun, saya akan membuat beberapa penjelasan tentang hal ini, setelah saya telah memeriksa satu per satu.
Teori  Implicit personality
teori ini didasarkan pada sejumlah penemuan penting, sebagai berikut.
Coherent perceptions
Orang memiliki gambaran yang koheren
(logis) dimana ciri-ciri kepribadian cenderung muncul pada orang lain. Misalnya, jika Anda mendengar seseorang digambarkan sebagai orang yang hangat maka Anda juga akan berpikir bahwa pribadinya populer, bahagia, sukses, dll. Beberapa cara ini tampaknya sangat kuat sedangkan cara yang lain lebih lemah. Sebagai contoh, jika Anda meminta seseorang untuk menilai kecerdasan orang lain berdasarkan pilihan foto, maka mereka akan cenderung memilih foto orang yang memakai kacamata karena terlihat lebih cerdas daripada mereka yang tidak. Hal ini juga berlaku ketika Anda meminta kesan pertama pada orang yang baru saja bertemu. Namun, setelah hanya beberapa menit percakapan berlangsung efeknya menghilang. Tidak ada lagi perbedaan yang konsisten terkait dengan memakai kacamata. Orang jelas menggunakan petunjuk lain dari percakapan
Organised perceptions
persepsi ini terorganisir sehingga beberapa sifat jauh lebih penting daripada yang lain. Sebagai contoh,
yang sudah saya jelaskan tentang  percobaan Kelley 'hangat/dingin'. Ciri-ciri - hangat dan dingin - menjadi sangat berpengaruh. Dalam percobaan sebelumnya, Asch memberikan mahasiswa tujuh daftar sifat dari karakteristik individu X. Para siswa kemudian harus menulis penjelasan umum X dan juga menilai X dalam berbagai hal. Jika X digambarkan sebagai hangat atau dingin ungkapan tersebut menunjukan seluruh penjelasan yang muncul berhubungan dengan pendapat Kelley. Istilah lain yang meggantikan ungkapan Kelly,’hangat atau dingin seperti sopan atau kasar’ meski sedikit berbeda.


Meskipun pendekatan ini menghasilkan banyak penelitian yang menarik itu tidak memberikan jawaban yang sangat meyakinkan terhadap sejumlah pertanyaan penting, khususnya:
• Bagaimana berbagai sifat ter
atur?
• Mengapa sifat-sifat
khusus itu sentral?

Penelitian selanjutnya dirancang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tetapi secara umum fokus pada pertanyaan tentang bagaimana orang-orang menjadi diri mereka sendiri,hal ini seringkali sangat menarik, persepsi terhadap orang lain.
Teori Personal construct
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh George Kelly yang khawatir bahwa teori-teori seperti teori kepribadian implisit gagal untuk mengenali bahwa semua manusia memiliki kepribadian yang unik dan mengembangkan diri mereka sendiri secara individu melalui cara mereka memahami dunia. Menurut Kelly, kita semua memiliki faktor  internal dalam kategori mental yang kita gunakan untuk mengatur persepsi kita. Ia menyebutnya Personal construct dan mengembangkan teknik ini untuk menemukan mereka – the repertory grid. Teknik ini telah dijelaskan sebagai berikut:

Subjek diminta untuk menamai sepuluh sampai lima belas orang dalam hubungan tertentu, misalnya 'seorang teman dengan jenis kelamin sama', 'seorang guru favorit'. Nama ditulis pada kartu dan diperlihatkan selama tiga kali. Subjek ditanya yang mana dua dari tiga kartu yang paling mirip, dan mana yang berbeda, Sehingga memunculkan salah seorang 'konstruksi'. Ketika sejumlah konstruksi telah ditemukan, jaring terbentuk di mana semua penilaian orang dinilai pada semua konstruksi. Metode statistik dapat digunakan untuk menemukan cara yang paling sering digunakan oleh subjek.

teori personal construct pertama kali dikembangkan untuk digunakan dalam psikoterapi, untuk individu. sehingga tidak dirancang untuk membangun gagasan yang luas tentang bagaimana cara orang memandang satu sama lain. Namun,hal ini telah menghasilkan banyak penelitian dan dapat memberikan beberapa gagasan yang menarik:
 • pria dan wanita tampaknya menggunakan konstruksi yang agak berbeda
 beberapa orang memiliki sistem konstruksi yang sangat sederhana, sedangkan yang lain yang cukup rumit
orang dengan sistem konstruksi yang sangat sederhana akan memiliki gambaran yang sangat menyimpang dari orang lain: dalam kasus yang ekstrim ini berarti bahwa mereka tidak dapat berperilaku sangat efektif dalam situasi sosial 
 teori Atribusi
teori Atribusi adalah pengembangan baru yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana orang-orang memahami satu sama lain. Teori ini sangat tertarik pada bagaimana orang memutuskan penyebab tindakan orang lain. Hal ini juga dapat digunakan untuk memeriksa bagaimana kita menjelaskan tindakan kita sendiri. Salah satu cara untuk menjelaskan teori ini adalah untuk menjelaskan model yang diusulkan oleh Jones dan Davis.
Bayangkan diri Anda mengamati orang lain,misalkan A,. Anda akan mampu mengamati dua hal utama:
1.
Tindakan- Tindakan A
2 efek dari tindakan A
Misalnya, jika A berteriak X. Anda bisa mengamati ini dan melihat apa efek ini berpengaruh pada orang lain - apakah mereka memperhatikan, tertawa, menangis, atau apa? Mari kita asumsikan bahwa X menangis.
Teori Atribusi mencoba untuk menjelaskan seperti apa kesan pribadi A terhadap Anda. Apakah Anda berpendapat bahwa A adalah orang yang kasar,pemarah dan penggertak? Ataukah Anda berpendapat bahwa A melakukan sesuatu karena situasi bukan karena karakter yang dimiliki si A? Menurut Jones dan Davis, Anda membuat serangkaian penilaian tentang A sebelum Anda dapat memutuskan karakter yang dimiliki si A. Pertama-tama Anda tetapkan:
• PENGETAHUAN: Apakah A tahu bahwa perilaku ini akan memiliki efek yang sebenarnya, contoh: membuat orang lain menangis?
KEMAMPUAN: apakah A mampu menghasilkan hasil ini secara sengaja? Atau apakah A mencapai hasil ini secara kebetulan '? contoh, Anda tidak akan  berpendapat bahwa seseorang adalah pegolf hebat atas dasar satu tembakan beruntung bahkan jika itu adalah hole-in-one.

Atas dasar pernyataan ini Anda berpendapat bahwa:
• NIAT A: apa A berusaha untuk melakukanya?
Berdasarkan pernyataan ini kemudian Anda memutuskan bahwa:
WATAK A, yaitu Karakteristik pribadi A
kembali ke contoh, anggaplah Anda memutuskan bahwa A tidak tahu bahwa berteriak
kepada X akan membuat X menangis, dan A sengaja berteriak pada seseorang untuk membuat mereka menangis. Anda kemudian akan menyimpulkan bahwa A bermaksud mempermalukan X dan mungkin juga berpendapat bahwa A kejam, jahat atau apa pun. Jika di sisi lain Anda berpendapat bahwa A tidak mengetahui bahwa berteriak akan membuat X menangis, dan A tidak biasa berteriak agresif pada orang- orang, maka Anda akan mendapat penjelasan yang lainnya. Anda mungkin akan berpendapat bahwa A tidak berniat untuk mempermalukan X tetapi sesuatu telah menyebabkan A sampai berteriak dan X menangis.
Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana orang yang berbeda dapat dijelaskan pada penjelasan yang berbeda dari kejadian yang sama. Ambil contoh yang lain:
Bayangkan pesta keluarga yang besar dan berfokus pada tiga karakter Arnold, mahasiswa, Pamannya John dan Pamannya Jack. Minuman alcohol yang tersedia bebas dan Arnold terlihat minum lebih banyak. Kemudian di malam hari ia menjadi kasar dan agresif. Ia memanggil paman Jack sebagai perawan tua dan menjadi lebih kasar dalam berkata-kata kepada anggota keluarga lainnya. Ini mengganggu beberapa orang dan Arnold diusir. Bagaimana orang menafsirkan perilaku Arnold's? Dan bagaimana kita dapat menjelaskan pendapat mereka, menggunakan model teori atribusi?
Penjelasan Arnold (setelah pagi)
‘saya
sangat menyesal. saya tidak sadar karena mabuk. Saya tidak biasanya mabuk begitu mudah. saya tidak berniat untuk marah kepada orang lain — hal ini bukan sifat saya.'
Versi paman Jack
Arnold  tahu persis apa yang dia lakukan. Dia cukup mampu berpura-pura bahwa itu adalah pengaruh minuman. Ia bermaksud untuk membuat keributan karena ia tidak mendapat apa yang ia inginkan. Dia tidak sopan,penipu.'

Versi Paman John 's
' Saya yakin Arnold tidak sadar kalau ia mabuk dan tidak sopan. Dia tidak seperti itu. Ia tidak bermaksud untuk membuat keributan. Dia harus mengawasi apa yang ia minum kedepannya.



Paman Jack jelas melihat perilaku Arnold sebagai bukti yang mendasari, sifat buruk nya. baik Arnold dan Paman John menunjukkan bahwa perilaku Arnold disebabkan oleh situasi - efek dari mabuk. Mereka tidak menggunakan kejadian itu sebagai bukti bahwa sifat Arnold yang mendasarinya.
Penelitian berikutnya cenderung mengubah beberapa karakteristik model Jones dan Davis tetapi prinsip-prinsip dasar masih digunakan. Ada hal menarik dalam memutuskan apa yang menyebabkan sifat anda berdasarkan orang lain(seperti pendapat paman Jack) atau berdasarkan situasi (seperti pendapat Paman John). Ini tampaknya tergantung pada sejumlah karakteristik:
Distinctiveness adalah perilaku khusus dalam beberapa hal? Semakin khusus perilaku seseorang maka semakin besar kemungkinan Anda untuk menimpakan itu kepada orang tersebut.
Consensus Jika setiap orang setuju dengan pendapat Anda terhadap  perilaku X maka Anda akan lebih percaya diri tentang menimpakan itu kepada orang tersebut
Consistency over time Jika Anda melihat X dengan pendapat anda maka Anda akan berpegang pada keputusan bahwa pendapat Anda tidak berubah dengan pengamatan berulang-ulang..
Consistency over modality Anda melihat X sebagai orang dermawan maka Anda akan memberi penilaian bahwa jika X berperilaku dermawan itu hanya dalam situasi yang berbeda.
Penelitian juga menunjukkan bahwa kita rentan terhadap sejumlah bias(prasangka) yang akan saya bahas nanti.
Rekonsiliasi pendekatan yang berbeda
Seperti yang saya katakan sebelumnya pendekatan yang berbeda tidak hanya
dilakukan untuk menyediakan model yang koheren dari segi persepsi pribadi - mereka didasarkan pada asumsi yang agak berbeda. Namun, mereka menunjuk sejumlah kesimpulan umum yang dapat saya tawarkan tentang persepsi pribadi, sebagai berikut.

Organisasi
Persepsi kita tentang orang lain yang terorganisir. Kami percaya bahwa karakteristik tertentu muncul pada seseorang meski tidak ada bukti nyata untuk mendukung persepsi ini. 

Persepsi mempengaruhi komunikasi
Persepsi kita tentang orang lain mempengaruhi bagaimana kita berkomunikasi dengan mereka. Siswa dingin cenderung tidak mengikuti diskusi dalam kelas Kelly.
Personal Bias (prasangka
pribadi)
Persepsi kita terhadap orang lain mungkin sama dengan keyakinan kita sendiri tentang dunia dibandingkan perilaku orang lain atau kepribadian yang sebenarnya. Dalam sebuah percobaan cerdik, Dornbusch meminta subyek untuk memberikan penjelasan tentang orang lain. Dia kemudian dibandingkan berbagai uraian untuk melihat berapa banyak perbedaan / persamaan yang ada. Sebagai contoh, ia membandingkan.:
penjelasan A tentang C
penjelasan A tentang D
penjelasan B tentang C
Sebagai seseorang, C dan D memiliki kepribadian yang berbeda yang anda harapkan A akan jelaskan secara berbeda. Dan Anda berharap A dan B memberikan penjelasan yang sama tentang  C. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa subjek melihat orang lain yang berbeda dengan menerapkan cara yang sama. Biasanya ada lebih banyak kesamaan dalam penjelasan A pada orang yang berbeda dibandingkan antara penjelasan A dan B tentang orang yang sama.
kesimpulan
Persepsi kita tentang orang lain mungkin berisi Kumpulan kesimpulan rumit dan
pendapat berdasarkan bukti yang sangat luas. Hal ini muncul sangat jelas dari analisa sistematis bias (prasangka) yang dibahas oleh teori Atribusi, yang akan saya jelaskan nanti.

Resistensi terhadap perubahan
Persepsi kita tentang orang
lain mungkin ditentang untuk berubah, meskipun kita mendapat bukti sebaliknya. Kita mungkin ditipu oleh self-fulfilling prophecy atau kita dapat mengabaikan informasi yang bertentangan. Ada banyak bukti untuk hal ini dalam penelitian tentang prasangka yang akan saya bahas nanti. 
Memahami situasi
Seperti yang saya katakan sebelumnya, ada penelitian tentang cara kita memandang atau menafsirkan situasi sosial. Namun, sekarang hal ini berubah. Sehingga, ada beberapa poin yang berguna yang bisa saya gunakan, sebagai berikut.
Peraturan
Orang
–orang menyadari peraturan yang tampaknya dituntut oleh situasi tertentu, meskipun mereka tidak dapat menjelaskan kepada anda tentang peraturan ini.
Konstruksi
Dalam hal yang sama yang  kita miliki sebuah sistem Konstruksi tentang orang-orang, kita mempunyai konstruksi tentang situasi. Sebagai contoh, dalam penelitian Forgas yang sampelnya siswa digunakan tiga ukuran utama dalam menilai situasi sosial mereka termasuk  dalam:
1. terlibat / tidak-terlibat
2 nyaman / tidak nyaman
3 tahu bagaimana harus
berprilaku / tidak tahu bagaimana berprilaku
Orang-orang dan situasi
Persepsi kita terhadap orang lain terikat erat dengan persepsi kita terhadap situasi yang kita percaya tentang mereka .
Seberapa akurat persepsi kita terhadap orang lain?
Ada bukti bahwa beberapa orang jauh lebih ahli dalam persepsi mereka daripada yang lain. Ini juga muncul seperti keterampilan berkaitan dengan usia atau pengalaman. Anda tidak bisa berharap untuk menjadi lebih ahli dalam penilaian Anda terhadap orang lain hanya dengan bertambah tua. Sayangnya gagasan ini menutupi sejumlah isu yang cukup rumit. Sebagai contoh, apakah anda menjadi lebih akurat?Misalkan Anda diminta untuk memprediksi perilaku Miss X. yang mengambil anjingnya untuk berjalan-jalan di malam hari ketika 
ia melihat seorang anak jatuh dari sepeda di jalan. Misalkan Anda juga tahu bahwa X adalah polwan. Jika Anda kebetulan tahu banyak tentang pelatihan dan praktek di kepolisian.Anda akan menilai dengan baik bagaimana polisi umumnya akan berperilaku polisi. kenyataannya jika X secara teknis bebas tugas pendapat anda mungkin akan berbeda. Dia akan menggunakan semua keahlian dan pengalaman dari pelatihan itu. Jadi Anda bisa memberikan penilaian yang sangat akurat tentang apa yang akan dilakukan X. Tapi apakah ini berarti Anda adalah seorang ahli yang akurat? Tidak - Anda akan menujukan kemampuan dan pemahaman anda tentang pelatihan polisi, tetapi Anda tidak akan benar-benar menunjukkan seberapa akurat Anda bisa menilai karakteristik individu.

Ada masalah lain yang muncul dalam menyelidiki topik ini. Sebagai contoh, perilaku orang berubah secara signifikan di dalam situasi yang berbeda. Apakah itu sifat asli mereka? Apakah masuk akal untuk membicarakan tentang sifat asli seseorang? ini telah terbukti lebih mudah untuk menyelidiki kesalahan atau penyimpangan dalam persepsi manusia dan ada penelitian penting  pada apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukannya. Saya akan melihat dari dua sumber kesalahan secara lebih rinci - stereotypes and Atribusi biases.

Stereotypes
Kita semua akrab dengan sejumlah stereotip sosial. Banyak humor didasarkan pada fakta seharusnya tentang kelompok sosial tertentu: orang Skotlandia itu rata, orang Irlandia bodoh, orang Wales bisa menyanyi, dll. Tentu saja, banyak bukti untuk membantah pendapat ini, tetapi orang mungkin masih percaya hal ini. Dan ini membawa kita ke definisi stereotip:
kategori adalah stereotip ketika anggota budaya atau bagian kecil budaya tidak diragukan mereka percaya bahwa konsep tertentu mencirikan semua anggota kelompok
Tidak semua stereotip negatif dan tujuan stereotip mungkin menyetujui dengan penilaian yang mereka buat. Sebagai contoh, orang Inggris dan Amerika melihat orang Amerika yang lembut hati, santai, ramah, dll. Beberapa implikasi paling penting dari stereotip untuk penelitian buku ini dijelaskan di bawah ini. Tentu saja, stereotip memiliki makna yang jauh lebih luas dalam kehidupan sosial karena pengaruh mereka mungkin pada pandangan individu tentang identitas, dan saya akan mencoba untuk membawa beberapa pengaruh ini dengan menggunakan stereotip gender(jenis kelamin) dalam contoh.

Stereotip sebagai  keyakinan overgeneral
Survei pada stereotip jenis kelamin menemukan dengan sangat jelas hubungan antara stereotip dengan jenis kelamin yang berbeda. Sifat  laki-laki yang seharusnya mencakup kompetensi. rasionalitas dan ketegasan — ungkapan khusus yang menggambarkan hal ini aktif, petualang, agresif, dominan, kuat, dll. Ciri-ciri yang dikaitkan dengan perempuan cenderung menekankan pribadi kehangatan dan ekspresi— ungkapan khusus yang menggambarkan hal ini sayang, emosional, lembut, sensitif, tunduk, dll. Perbedaan-perbedaan ini dilaporkan secara konsisten di berbagai negara)

Sebuah ilustrasi menarik dari kekuatan keyakinan seperti itu berasal dari fenomena budaya yang terkenal - Star Trek. Pada usulan percobaan untuk serial televisi, produser Gene Rodenberry membuat ciri khusus yng diwakili oleh 'a glacierlike, perempuan hemat yang menjabat sebagai Ship Executive Officer. Namun, di episode pilot ('The Cage') yang di ujikan terhadap penonton menunjukkan bahwa reaksi penonton dengan karakter rata-rata terdapat pada kebencian terhadap kekafiran. Rodenberry setuju untuk menggambarkan karakter dan sifat-sifat kepribadiannya yang diwakili oleh alien. Mr Spock, yang menjadikannya nomor satu. Stereotip memenangkan hal ini. Meskipun Star Trek adalah film yang mengisahkan abad ke dua puluh tiga, yang ditonton oleh penonton abad kedua puluh belum membayangkan abad ini- yang membenci gagasan buruk, wanita tangguh yang berkemauan keras Sebagai kapten kedua. Setidaknya ini menunjukkan bahwa beberapa hal telah berubah selama beberapa dekade terakhir - menyaksikan cara Kapten Janeway telah diterima di kemudi Voyager di Star Trek seri terbaru spin-off.


Catatan penting untuk mengingat bahwa keyakinan yang mendukung stereotip dapat dipercaya baik oleh tujuan dan kelompok yang menganjurkan stereotip. Sebagai contoh, Brigham melaporkan beberapa penelitian di mana perempuan bekerja lebih buruk pada tugasnya dari pada pria, dengan cara memperkuat stereotip tradisional. Untungnya ada juga bukti yang menunjukkan bahwa pola-pola ini mungkin berubah.
Stereotip sebagai isyarat tindakan
Jika Anda
hidup dengan stereotip tradisional dimana peran jenis kelamin mendominasi maka ini akan mempengaruhi Anda untuk bertindak dengan cara tertentu. Sebagai contoh, mengingat akibat dari penelitian bahwa:

Guru ... mengharapkan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi, kemandirian dan logika dari siswa proses ini biasanya disebut sebagai masculine characteristics.
Harapan ini pasti akan tercermin dalam beberapa aspek perilaku guru tersebut
dan berakibat pada siswa yang telah dikategorikan.

Atribusi bias
Bidang lain dalam bias(prasangka) dan distorsi (penyimpangan) dalam persepsi sosial kita disebut atribusi bias yang muncul selama penelitian pada teori Atribusi yang disebutkan sebelumnya dalam bab ini. Tidak ada ruang di sini untuk memberikan survei komprehensif ini, tetapi saya dapat menyebutkan beberapa yang paling umum untuk menjelaskan maknanya.
Bias(prasangka) melayani diri sendiri
Sebelumnya dalam bab ini, saya memberi contoh kesalahan akibat persepsi yang salah. Bias ini disebabkan motivasi - biasanya motivasi untuk menghindari kesalahan. Sebagai contoh, guru dapat mengklaim atas keberhasilan murid tanpa memperbaiki kesalahan pada murid itu sendiri.
'Hanya dunia' hipotesis
Ini adalah kecenderungan untuk percaya bahwa orang-orang entah bagaimana harus disalahkan untuk setiap kesialan yang menimpa mereka. Ini adalah bias yang paling disayangkan karena menyalahkan orang lain, terutama jika Anda kebetulan berada dalam kesialan.
Kesimpulan
Bab ini telah mencoba untuk menjelaskan beberapa proses utama yang mendasari persepsi sosial kita. Yang hampir mau tidak mau pembahasan ini difokuskan pada 'kesalahan' dan 'penyimpangan' di mana persepsi dapat menciptakan kesalahpahaman dan konflik. Jadi mungkin cara terbaik untuk menyimpulkan hanya dengan merangkum sumber utama 'kesalahan, menggunakan daftar diadaptasi dari karya Michael Argyle:

Melalui asumsi seseorang akan berperilaku dengan cara yang sama dalam situasi lain. Orang dapat berperilaku sangat berbeda dalam situasi yang berbeda, dan itu penting untuk tidak mengabaikan situasi penyebab perilaku yang diamati.
Berusaha terlalu keras untuk membangun gambaran tetap terhadap yang lain. Tentu saja, stereotip penting di dalam hal ini, dan ada juga bahaya atribusi bias yang ksaya.
• Dipengaruhi terlalu banyak oleh kesan pertama. Penampilan fisik dan aksen mungkin sangatlah penting, karena mungkin stereotip tertentu sesuai.
• Membuat evaluasi positif dan memberikan tingkatan untuk orang-orang dari latar belakang yang sama.
• Pengaruh terlalu banyak kesalahan.
• Membuat kesalahan konstan. Hal ini mungkin akibat dari overgeneralised construct system, dimana semua orang dianggap sebagai hal buruk, agresif, atau apa pun.
•Kurangnya perhatian. Ini bisa menjadi masalah tertentu untuk orang-orang yang terlalu terjebak dalam dilema mereka sendiri.
 diterjemahkan Oleh tommy e. riyadi dari : Interpersonal Communication, 2nd ed,Peter HARTLEY

No comments:

Post a Comment

Panduan menggunakan Appsheet untuk orang awam

  Penulis:  Bard (large language model from Google AI), 3 Juni 2024 AppSheet adalah platform pengembangan aplikasi tanpa kode (no-code) yang...